Makan Bergizi Gratis Sudah Dimulai

ilustrasi
Bagikan Keteman :

Program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto, suda dimulai pada tanggal 6 januari 2025 di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta.

Program ini dilaksanakan melalui Badan Gizi Nasional dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Program makan bergizi gratis bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa dari jenjang TK/PAUD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah.

Pada hari pertama, menu yang disajikan terdiri dari nasi, ayam, tahu, tumis kacang panjang, telur, dan buah jeruk. Tidak ada susu dalam daftar menunya. Susu hanya akan diberikan dua kali dalam seminggu sesuai kebutuhan gizi siswa.

Menu makan bergizi gratis dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan bahan makanan yang bervariasi. Misalnya, nasi sebagai sumber karbohidrat dapat diganti dengan sagu atau kentang jika siswa di daerah tertentu tidak terbiasa dengan nasi.

Pemprov Jakarta telah mendirikan empat SPPG, yakni SPPG Halim, SPPG Susukan Ciracas, SPPG Palmerah dan SPPG Pulogebang Cakung. Keempat SPPG ini melayani total 41 sekolah di Jakarta, dengan jumlah 12.054 porsi makanan per hari. “DKI Jakarta sudah ada empat SPBG yang kemudian melayani 41 sekolah. Jumlah totalitas porsinya untuk 12.054.

Pemprov Jakarta menargetkan sebanyak 153 SPPG akan beroperasi di Jakarta. Lokasi SPPG dirancang strategis dengan jarak maksimal 5 kilometer dari sekolah untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga selama distribusi. “SPPG ini tidak jauh dari lokasi-lokasi sekolah. Jaraknya tidak lebih dari 5 kilometer sehingga pendistribusinya diharapkan lancar dan itu juga menjaga kualitas dari makanan yang disuplai.

Mengutip paparan diberbagai media “Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi menjelaskan pendistribusian makanan bergizi bagi ibu hamil dilakukan melalui posyandu dengan dua skema. Yang pertama, makanan akan dikirimkan ke rumah penerima manfaat. Kedua, pengambilan di posyandu. Ibu hamil dapat mengambil makanan bergizi di posyandu terdekat “Tetapi dua skema ini tentu saja tidak bisa dilakukan kepada Ibu-ibu yang kehamilannya sudah sangat besar, karena mobilitasnya harus dibatasi”.

Kader posyandu akan berperan aktif dalam pendistribusian makanan, dan menjadikan program ini sebagai bagian dari peran aktif posyandu di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *