PEMBANGUNAN KARAKTER SEBAGAI PR BESAR ANAK BANGSA

Bagikan Keteman :

Hal ini menjadi materi yang dijelaskan oleh Imam Ratrioso selaku narasumber sebagai Psikolog Kebangsaan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya di Hotel Kristal pada tanggal 23 Desember lalu.

 

Acara FGD ini dihadiri oleh sekitar 30 perwakilan Organisasi Massa, Organisasi Keagamaan dan Komunitas di wilayah Jakarta seperti : NU, Muhammadiyah, Forkabi, FBR, PP, GIBAS hingga Komunitas Ondel Ondel Indonesia. Acara yang dimoderatori oleh Oktina Burlianti ini juga dihadiri Hendrajit selaku narasumber lainnya yang berbicara dengan sudut Geopolitik.

Pembangunan karakter bangsa, menurut Imam, menjadi PR besar bangsa ini karena hampir semua persoalan bangsa yang sedang menghangat akhir-akhir ini adalah buah dari pengabaian pembangunan karakter bangsa. Imam menyebut contoh kasus penyiraman air keras yang dilakukan sejumlah remaja di Cilincing dalam kasus tawuran pelajar kepada Babinkhamtibmas yang diceritakan oleh Dirjen Binmas adalah contoh kecil dari persoalan bangsa yang selama ini terus diabaikan. “Persoalan tawuran ini kan sudah puluhan tahun, tapi sampai sekarang belum solutif, karena kita tidak serius membangun karakter bangsa” ujar Imam.

Imam juga menyebutkan contoh lain yang pernah ditangani sebagai psikolog diantaranya kasus judi online yang melibatkan ASN yang bisa menggadaikan SK ASN nya untuk mendapatkan jaminan hingga ratusan juta dan habis untuk judi online juga merupakan dampak dari karakter bangsa yang lemah.

Karenanya, ia berharap kepada para ormas dan komunitas untuk bersatu-padu membangun karakter bangsa . Hal itu bisa dimulai dari internal setiap ormas dan komunitas untuk mendidik anggota-anggotanya untuk bisa berkarakter kuat dengan mempraktekkan nilai-nilai kejujuran, kepedulian, kedisiplinan dan gotong royong kepada sesamanya. Jika ormas dan komunitas serius berfokus pada pembangunan karakter anggotanya, itu sudah sangat membantu terwujudnya karakter bangsa yang kuat.

Penulis: Aminullah Teye

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *